Sinar Harapan 18 Agustus 1973
Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Barusan aku habis menonton cerita ini di Youtube (phew~ lambat giler jalan cerita nya). Bagi siapa yang tak kenal, boleh search atau semak saja di link ini. Ofcourse cerita-cerita ni terkandung pro and cons. Jadi harapan aku, kalian pilih2lah yang baiknya untuk dijadikan renungan.
Antara yang aku dapat dari kisah Gie ini?
1. Selalu membidas kata-kata gurunya (Gie seorang yang sangat banyak membaca, jadi sejak kecil sudah mempunyai pandangan sendiri tentang politik Indonesia. Dari kecil dah menunjukkan kelantangan dan ketegasan dalam soal prinsip)
2. Seorang yang mengkaji sejarah (Ok, terus insaf sebab memang hakikatnya disini sangat benar, sains sosial adalah lebih penting dari sains tulen. T_T Orang-orang sebeginilah yang boleh stand up sebab minda mereka dipenuhi fakta dan hujah)
3. Seorang pejuang ( Asalnya, Gie sekadar tidak bersetuju dengan komunisme (PKI) dan permerintahan Soekarno. Dia lebih senang beraktiviti bersama kelab pencinta alam. Jalan tengah, namun setelah keadaan memaksa, Gie melibatkan diri dalam politik. Ya, dia adalah pejuang. “Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.”)
4. Mati muda ( Gie meninggal seawal usia 26 tahun. tetapi dia telah memberi inspirasi ramai orang. Ternyata ramai orang yang tidak dia kenali, menyokongnya. Tetapi tak ramai yang mahu tampil berdampingan untuk berjuang)
5. Biasanya pejuang itu sendiri (Di hujung-hujung kisahnya ramai rakan-rakan yang sama berdemonstrasi saat di universiti menghilang. sehinggakan beliau merasa hampir tewas untuk berjuang sendiri)
"Akhir-akhir ini saya selalu berpikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang yang saya anggap tidak benar dan yang sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya. Dan kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan. Jadi apa sebenarnya yang saya lakukan? Saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah, apa gunanya kritik-kritik saya? Apa ini bukan semacam onani yang konyol? Kadang-kadang saya merasa sungguh-sungguh kesepian".
semoga ada iktibar untuk kalian dalam post kirimanku hari ini..
(pada usia kita setakat ini, apa yang telah kita lakukan untuk agama, untuk bangsa, untuk keluarga? *ayuh bermuhasabah*)