Wahai Bulan semu,
senja telah berlalu,
saatnya senyummu membelah cakrawala kelabu
ramah kau menyapa fana,
tanpa pernah tahu sang pemuja rahasiamu
hingga datang sebuah masa
kiranamu menerpa rasa kagumku untukmu
Lalu datang gerhana menyapu sinarmu,
hingga gulita menghampiri malam-malamku
Wahai Bulan semu,
memang aku bukan mataharimu
aku hanya salah satu sepihan bintang kelu
yang mengagumimu
kau takkan pernah tahu dimana aku
namun, dari tempatku
dari tempatku aku bangga selalu melihat terangmu sepanjang waktuku
Bulan semu, ini aku
sang bintang kelu
kumohon maafkanlah aku..
-Ayana Supriatna, 29/10/13-
Aku memang kalah dengan puisi. indah :)
No comments:
Post a Comment